RENUNGAN HARIAN - Sabtu, 13 Desember 2025: Wahyu 3: 20

 

RENUNGAN-HARIAN-Sabtu-13-Desember-2025-Wahyu-3-20

Sabtu, 13 Desember 2025

Wahyu 3: 20

Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Tuhan Mengetok Pintu

Mengapa kita mengetuk pintu rumah? Karena kita ingin masuk dan diterima didalamnya. Kita yang tadinya berada diluar, kini meminta untuk masuk. Tentu hal ini sangat bergantung pada keputusan dari orang yang ada di balik pintu, yang diam di dalam rumah: apakah pintu akan dibukakan dan tamu diterima masuk, atau pintu tidak dibuka dan tamu tetap berada di luar rumah. Seringkali ini sangat bergantung pada pengenalan kita kepada orang yang mengetok pintu. Jika kita telah mengenalnya, mungkin tidak akan sulit kita membuka pintu. Sebaliknya, jika kita belum mengenalnya, maka akan sulit kita membuka pintu. Tidakkah hal ini juga berlaku dalam menerima Tuhan masuk ke dalam hati kita?

“Ketika Tuhan mengetuk pintu” adalah sebuah kiasan spiritual yang merujuk pada panggilan Tuhan untuk menjalin hubungan lebih erat, seringkali digambarkan dalam Alkitab, seperti dalam renungan kita pagi ini. Ini adalah sebuah panggilan pribadi dari Tuhan untuk masuk ke dalam kehidupan seseorang, bukan sekedar ajakan umum. Tuhan mengetuk dengan sabar, menunggu tanggapan dari kita untuk dengan sukarela membuka pintu hati kita. Membuka pintu berarti membiarkan Tuhan masuk untuk makan bersama, yang melambangkan hubungan yang dekat, berbaiki dan mengisi sahabat. Tuhan mengetok pintu hati kita juga merupakan sebuah ajakan untuk bertobat dan membiarkan Tuhan menata ulang hati kita, menawarkan rahmat dan anugerah-Nya. maka selama Tuhan masih mengetok pintu hati kita, maka bukalah. Sebab ada masa pintu akan ditutup dan hanya penyesalan bagi mereka yang tidak membukanya saat ketokan itu datang.

Saudaraku, dengarlah Tuhan mengetok pintu hati kita untuk mengajak kita masuk kedalam hubungan pribadi dengan Dia. Sebab Tuhan menawarkan kasih, bimbingan, dan persekutuan jika kita bersedia membuka pintu hati kita untuk menerima-Nya.

DOA:

Ya Tuhan, mampukan kami untuk mau membuka pintu hati kami ketika Engkau mengetuk hati kami agar Engkau masuk kedalam kami.

Pdt. Riston Eirene Sihotang, S.Si., M.Hum

Posting Komentar

0 Komentar