Jumat, 12 Desember 2025
Mazmur 91: 4
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.Di Bawah Sayap-Nya
Seekor burung melindungi anaknya dengan naluri kuat. Ada banyak cara dilakukan, misalnya dengan cara membuka sayapnya seperti payung untuk melindungi dari cuaca. Induk burung akan membuka sayapnya untuk menaungi anak-anaknya dari hujan lebat atau panas matahari, berdiri kokoh meski basah kuyup atau terpapar panas. Beberapa spesies, seperti burung Jacana, sering terlihat membawa anaknya di bawah sayap mereka untuk perlindungan saat berpindah tempat atau menghindari bahaya. Ada juga legenda Pelikan, legenda kuno yang menyebut pelikan merobek dagingnya sendiri untuk memberi makan anaknya dengan darahnya, simbol pengorbanan luar biasa (meskipun secara biologis mereka memberi makan dari kantong tenggorokan), menunjukkan kasih sayang ekstrem. Aksi ini menunjukkan naluri keibuan yang universal dan kuat, mengingatkan bahwa kasih sayang seorang ibu adalah salah satu keajaiban paling tulus di dunia.
Alkitab seringkali menggambarkan perlindungan Allah dengan bagaimana burung melindungi anak-anaknya. Pemazmur memakai kiasan induk Elang (Sayap) untuk menggambarkan Tuhan seperti induk elang yang menaungi anaknya dengan sayapnya, menunjukkan kasih sayang, kehangatan, dan perlindungan total dari ancaman luar. Ini adalah gambaran simbolis dari perlindungan Tuhan yang lembut namun kuat bagi umat-Nya yang lemah dan membutuhkan perlindungan, seperti anak burung yang tidak berdaya. “Kebenaran-Nya” (atau kesetiaan-Nya) berfungsi sebagai perisai dan pagar tembok, memberikan pertahanan spiritual dan fisik, mengamankan orang percaya dari kebinasaan dan kejahatan. Ayat ini melanjutkan tema perlindungan yang dimulai di ayat-ayat sebelumnya (seperti “benteng” dan “kubu pertahanan” di ayat 2) dan memperkuat janji-janji Tuhan bagi mereka yang “tinggal di bawah naungan Yang Mahatinggi” dan “berseru kepada-Nya”.
Saudaraku, hidup ini seringkali mengalami turbulensi yang sangat menakutkan dan mengancam kehidupan kita. Maka mari berserah pada pemeliharaan dan perlindungan Tuhan sepenuhnya. Ingatlah bahwa janji-janji-Nya adalah perisai kita, memberikan kekuatan saat kita merasa tidak aman dan rentan.
DOA:
Ya Tuhan, jadikanlah kesetiaan-Mu perisai dan pagar tembok kami, agar kami selalu merasa aman dan terlindungi dalam pemeliharaan-Mu.Pdt. Riston Eirene Sihotang, S.Si., M.Hum
0 Komentar