Rabu, 17 Desember 2025
2 Timotius 1:8
Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.
Janganlah Malu
Semua orang Kristen mengetahui bahwa tugas utama kita adalah bersaksi. Apa yang kita saksikan? Yaitu perbuatan Allah yang ajaib dalam kehidupan kita. Bersaksi dapat dilakukan dalam banyak cara, lewat kata dan karya. Meski begitu, tidak sedikit orang Kristen tidak mampu melakukan hal tersebut. Mereka cenderung menutupi identitas iman mereka dari pandangan orang lain. Bersaksi tentang Tuhan bisa menimbulkan stigma negatif, atau penolakan dari komunitas sosial. Dengan kata lain mereka memiliki rasa malu untuk bersaksi tentang Tuhan. Rasa malu ini seringkali muncul dari pandangan dunia yang memandang berita tentang Tuhan sebagai sebuah kebodohan atau kelemahan (seperti salib Kristus).
Paulus menulis surat ini kepada Timotius dari penjara, mendorongnya untuk tetap setia dan berani dalam pelayanan Injil meskipun menghadapi penganiayaan dan hinaan. Paulus mengucap syukur untuk iman Timotius yang tulus, yang diwarisi dari neneknya Lois dan ibunya Eunike, menekankan akar iman yang kuat. Paulus mendorong Timotius untuk mengobarkan Karunia-karunia Allah yang diterimanya, menegaskan bahwa Roh Kudus memberi kekuatan, bukan ketakutan, untuk bersaksi. Maka jangan malu untuk menderita karena Injil atau penderitaan Paulus yang dipenjara karena imannya, karena Allah yang memanggil dan menetapkannya untuk Injil memberikan kuasa keselamatan dan keabadian. Bersiaplah untuk menghadapi kesulitan dan penderitaan demi Injil, sama seperti Paulus. Semua ini dilakukan bukan dengan kekuatan diri sendiri tetapi dengan kekuatan dari Allah yang diberikan kepada kita. Ayat renungan ini menekankan bahwa penderitaan untuk Injil adalah bagian dari panggilan Kristen dan harus dihadapi dengan keberanian rohani.
Sahabatku, jangan pernah merasa malu untuk memberitakan tentang Yesus Kristus kepada siapapun. Meskipun kita sering digolongkan sebagai kaum minoritas di negeri ini, justru menjadi kesempatan bagi kita untuk menjadi teladan atas kesaksian iman kita kepada semua orang.
DOA: Ya Tuhan, berikan kami kekuatan untuk tidak pernah malu untuk memberitakan firman-Mu.
Pdt. Riston Eirene Sihotang, S.Si., M.Hum
0 Komentar