Selasa, 16 Desember 2025
1 Samuel 17: 47
dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.
Tuhan Menyelamatkan
Sebelum bertanding, biasanya tim atau individu cabang olahraga akan bertanding akan terlebih dahulu melakukan intimidasi terhadap lawan, istilahnya disebut Psywar. Psywar atau Psychological Warfare, adalah perang psikologis atau perang urat syaraf dengan menggunakan strategi dan taktik psikologis (seperti propaganda, disinformasi, atau memanipulasi opini) untuk mempengaruhi emosi, sikap, motivasi, dan perilaku lawan agar mudah dikalahkan. Hal semacam ini sering terjadi dalam pertandingan sepakbola, dan pertandingan tinju. Contohnya, seorang petinju merendahkan kemampuan tim lawan dengan menyebut mereka “sepak bola kampung” agar timnya termotivasi atau lawannya menjadi terlalu percaya diri. Sering juga terjadi pemain lawan yang saling memuji di media untuk mengalihkan perhatian atau menciptakan ketenangan palsu sebelum pertandingan penting.
Saat pasukan Israel dan pasukan Filistin telah saling berhadapan dan akan mulai berperang, sebuah psywar terjadi. Adalah Goliat dari sisi Filistin dan Daud dari sisi Israel yang saling melontarkan kata-kata untuk meruntuhkan moral masing-masing pasukan. Kepada Daud, Goliat mengatakan, “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.” Membayangkan saja orang sudah ketakutan. Tetapi Daud tidak menjadi takut. Ia membalas ucapan Goliat yang sombong itu dengan mengatakan, “aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.” Daud mau menekankan bahwa Tuhan adalah sumber kemenangan sejati, bukan kekuatan manusia (pedang/tombak). Daud mengingatkan untuk mengandalkan Dia dalam setiap “raksasa” kehidupan dengan keyakinan bahwa Dia akan memuliakan diri-Nya sendiri dan menyelamatkan kita, menegaskan bahwa pertempuran adalah milik Tuhan, dan kita tidak sendirian menghadapinya, sehingga memberi kita keberanian untuk percaya dan bertindak di bawah pimpinan-Nya.
Saudaraku, seperti Daud, kita menghadapi “raksasa” (masalah, ketakutan) yang mungkin terlalu besar, tetapi Tuhan menyertai kita. Pilihan kita adalah biarkan Tuhan memimpin dan mengambil alih situasi sulit, percaya bahwa Dia punya jawabannya. Bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan kita, dan kita tidak akan menghadapinya sendirian.
DOA: Ya Tuhan, berikan kami kekuatan untuk dapat melewati segala masalah dalam hidup kami dengan bergantung penuh kepada-Mu.
Pdt. Riston Eirene Sihotang, S.Si., M.Hum
0 Komentar