Tuhan Mengasihi Segala Bangsa – Refleksi dari Maleakhi 1:1–6


Pendahuluan

Maleakhi 1:1–6 adalah bagian pembuka dari kitab Maleakhi yang berbicara dengan tegas namun penuh kasih kepada umat Tuhan. Pesan sentralnya sederhana namun dalam: kasih Tuhan tidak dibatasi oleh suku, bangsa, budaya, maupun status religius. Ia mengasihi umat-Nya baik Israel maupun bangsa-bangsa lain dan mengundang mereka untuk kembali hidup dalam perjanjian.

Di tengah dunia yang penuh ketegangan identitas, konflik batas negara, dan peribadatan yang terkotak-kotak, pesan Maleakhi ini kembali berbicara kuat bagi gereja masa kini: kasih Tuhan melampaui batas etnis dan geografis.

1. Tuhan Menyatakan Kasih-Nya (Maleakhi 1:1–2a)

Bagian ini dimulai dengan deklarasi: “Aku telah mengasihi kamu.”
Ini bukan sekadar kalimat sentimental, tetapi pernyataan teologis yang menegaskan karakter Allah.

Kata "mengasihi" dalam teks Ibrani (’ahav) menunjukkan:

  • kasih yang aktif,
  • bukan reaksi,
  • tidak berubah meski manusia tidak setia.

Ini berarti kasih Allah:

  • tidak hanya milik Israel,
  • tetapi juga bagi setiap bangsa yang mau datang kepada-Nya.

Aplikasi masa kini

Banyak jemaat merasa bahwa Tuhan lebih mengasihi orang lain yang lebih "rohani" atau "sukses". Maleakhi menegaskan: kasih Tuhan tidak bersyarat dan menjangkau semua orang tanpa memandang latar belakang.

2. Ketika Umat Meragukan Kasih Tuhan (1:2b)

Jawaban Israel: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?”
Ini mencerminkan sikap manusia sampai hari ini.

Kita pun sering bertanya:

  • Mengapa ada masalah?
  • Mengapa doa terasa lama dijawab?
  • Mengapa hidup kadang tidak adil?

Keraguan Israel menegaskan realitas spiritual manusia: kita lebih cepat mengingat luka daripada berkat.

Aplikasi

Jemaat perlu belajar melihat kasih Tuhan bukan hanya dari keadaan sementara, tetapi dari kesetiaan-Nya yang panjang dan karya keselamatan yang sudah selesai di kayu salib. Nn

Posting Komentar

0 Komentar